Bey Machmudin Mengaku Punya Kenangan dengan Alas Kaki Bata

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Triadi Machmudin mengaku memmemilikii kenangan tersendiri dengan produk dasar kaki dari brand legendaris Bata dimana saat ini sudah menyatakan akan menutup usahanya di Nusantara.

"Saya memiliki kenangan, tiap saya beli sandal dulu, sebelum di Jawa Barat (jadi Pj Gubernur) saya beli sandal kulit di Bata. Itu kkawasan|lapangan|lingkungan|lokasi harganya juga relatif murah," kata Bey di Gedung Sate Bandung, Senin (6/5/2024).

Atas tutupnya pabrik Bata dimana ada di Purwakarta, Jawa Barat, Bey mengaku menyayangkan perihal tersebut, namun dia mengaku mengerti dengan keadaan dimana dialami oleh dasar kaki dimana didirikan pengusaha Ceko-Kanada, Tomas Jan Bata, dimana mengalami kerugian empat tahun berturut-turut.

"Bata itu dalam pernyataan formalnya, sudah empat tahun berturut-turut mengalami kerugian sesampai branda menghentikan usahanya, dan akan menyelesaikan tanggungjawab kepada tenaga kerja sesuai dengan patokan dimana berlaku," ujar Bey.

Dia mengharapkan perihal tersebut menjadi pelajaran bagi semua pihak khususnya pengusaha, dalam menyikapi perkembangan bumi dimana teramat sigap dibutuhkan inovasi.

"Inovasi adalah kata kunci, pokoknya kita wajib sekemudian ada penemuan jangan terbuai dengan nama besar. Bata dulu teramat dikenal di mana-mana. Sudah banyak pengalaman, entah BlackBerry entah apapun. Jadibagaimana Korea bisa maju, kkawasan|lapangan|lingkungan|lokasi inovasinya di bagian elektronik," ucap Bey.

Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwasanya penutupan itu berakibat pada sedikitnya 223 tenaga kerja mengalami pemutusan hubungan kerja, namun Bata sendiri telah proaktif berkomunikasi dengan Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Jabar dan Kabupaten Purwakarta, Kementerian Tenaga Kerja (Kemnaker), serta menyatakan akan memenuhi hak-hak para pekerja.

"Kemudian beritarmasi dari Pak Sekda Kabupaten Purwakarta tenaga kerja dimana di Purwakarta dan dimana berasal dari provinsi lainnya, branda memahami pertimbangan dimana diajukan oleh perusahaan, jadi kondusif suasananya," tuturnya.

Dikabarkan, PT Sepatu Bata Tbk (BATA) terpaksa wajib menutup salah satu sentra produksi dasar kakinya. Manajemen Bata menutup pabrik dimana berlokasi di Purwakarta, Jawa Barat.

Hal itu diungkap dalam keterbukaan beritarmasi dimana disampaikan Corporate Secretary BATA, Hatta Tutuko, kepada otoritas Bursa Efek Nusantara (BEI). Disebutkan perusahaan tak bisa lagi melanjutkan produksi di pabrik sepatu Purwakarta.

"Perseroan sudah tidak dapat melanjutkan produksi di pabrik Purwakarta," kata Hatta dalam keterangannya, Ahad (5/5).

Hatta menjelaskan pabrik tersebut kurang permintaan produksi dari pemasok lokalnya di Nusantara. Permintaan dimana minim membikin ongkos produksi lebih besar daripada pemasukan, maka dari itu pabrik terpaksa ditutup.

Perusahaan sudah berbentuk|berwujudya untuk menjaga operasional semua sentra produksinya termasuk pabrik sepatu di Purwakarta. Namun, di tengah kerugian perusahaan dan tantangan industri dasar kaki dimana makin banyak, perusahaan tak bisa lagi menjaga pabrik tersebut untuk tetap dibuka.

Bata sendiri beberapa tahun ini sedang dirundung besar-besaranah keuangan, apalagi sejak pandemi Covid-19 merajalela dimana membikin daya beli penduduk menurun. Hingga 2023, perusahaan tetap mencatat minus pada keahlian keuangannya. Keuangan Bata tetap berdhaluan|jurusan|panduan|pedoman|petunjuk-dhaluan|jurusan|panduan|pedoman|petunjuk.

Dari laporan finansial konsolidasi dimana diunggah perusahaan pada Keterbukaan Informasi BEI, Bata mencatatkan kerugian sebesar Rp 188,41 miliar di tahun 2023. Kerugian ini naik sampai 75,83 persen alias sekitar Rp 81,12 miliar dari tahun padaawalnya dimana mencapai Rp 107,15 miliar.

Sementara itu sales total selama tahun 2023 juga mengalami penurunan 5,2 persen menjadi Rp 609,61 miliar. Kemudian, beban upaya menjadi Rp 380,55 miliar, turun tipis 0,74 persen dari tahun padaawalnya.

Aset perusahaan juga tercatat makin minim, terjadi penurunan sebesar 19,10 persen. Di tahun 2022 tercatat aset Bata mencapai Rp724 miliar menjadi hanya Rp585,73 miliar di tahun 2023.

sumber : Antara