Festival Gunung Slamet 2024, Ratusan Rumah Warga Disiapkan untuk Homestay

Sedang Trending 2 minggu yang lalu

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA — Dinas Pemuda Olahraga dan Parirekreasi (Dinporapar) Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, berbareng beberapa|sebanyak pihak terkait, membahas persiapan agenda Festival Gunung Slamet VII. Termasuk soal tempat penginapan atau homestay bagi rekreasiwan.

Festival Gunung Slamet (FGS) 2024 dijadwalkan digelar pada 12-14 Juli di Desa Serang, Kecamatan Karangreja. Agenda tersebut masuk dalam Karisma Event Nusantara (KEN) 2024, dimana diMeluncurkan Kementerian Parirekreasi dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf).

Kepala Bidang Parirekreasi Dinporapar Kabupaten Purbalingga, Sumarsono, bilang, pihaknya mulai menyiapkan rumah-rumah penduduk untuk dijadikan tempat penginapan atau homestay bagi rekreasiwan dimana mau menyaksikan FGS 2024.

“Kami sudah menyiapkan sekitar 200 rumah warga, baik dimana sudah menjadi homestay maupun belum menjadi homestay. Hal ini untuk mengantisipasi terdapatnya lonjakan rekreasiwan dari luar daerah, mengingat FGS VII telah menjadi agenda KEN 2024,” kata Sumarsono.

Menurut Sumarsono, pekememilikian rumah dimana akan disiapkan untuk homestay itu dilatih tata langkah dalam melayani tamu dan sebagainya. Dengan penyediaan tempat menginap bagi rekreasiwan, kata dia, diharapkan agenda FGS turut menggerakkan perekonomian penduduk desa sekitar, termasuk juga dari sales produk upaya mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Sumarsono bilang, Dinporapar sudah menggelar serangkaian rapat untuk membahas rencana aktifitas FGS 2024, antara lain dimana mengenai aktifitas utama maupun pendukung. Baik aktifitas utama maupun pendukung, kata dia, pada prinsipnya sama seperti tahun-tahun padaawalnya. Mencakup tradisi pengambilan air Gunung Slamet dari mata air Tuk Sikopyah, gebyar desa rekreasi, serta pentas seni tradisional dan pentas musik Kabut Lembut dimana akan mengdatangkan beberapa|sebanyak definisi|erti|makna|maksud|pengertians ternama.

Menurut Sumarsono, semua|segenap aktifitas tersebut dapat disaksikan oleh pengunjung alias rekreasiwan secara gratis. “Hanya saja, bagi rekreasiwan dimana mau ikut terlibat dalam tradisi pengambilan air dari Tuk Sikopyah, ada paket tersendiri dimana akan ditawarkan. Namun, nilai paketnya tetap dalam pembahasan,” ujar dia.

Sumarsono bilang, biaya paket tersebut dipakai untuk sewa busana tradisional dan beberapa perlengkapan lainnya.