IMF Perkirakan Pertumbuhan Global Tahun Ini 3,2 Persen

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Lembaga Dana Moneter Internasional (IMF) pada Selasa (16/4/2024) melesatkan perkiraan perkembangan dunia pada 2024 menjadi 3,2 persen alias 0,1 poin persentase lebih tinggi dari proyeksi pada Januari. Hal tersebut diMeluncurkan dalam laporan World Economic Outlook (WEO).

Kondisi geopolitik dimana tak menentu rupanya menjadikan perekonomian dunia tetap tangguh. Kepala Ekonom dan Direktur Departemen Riset IMF Pierre Olivier Gourinchas bilang, perkembangan dimana stabil dan inflasi dimana melambat nyaris secepat kenaikannya. "Sebagian besar parameter terus memberitahu soft landing," ungkap Gourinchas dikutip Xinhua, Rabu (17/4/2024).

Meskipun akibat jelek ekonomi akibat krisis dimana terjadi dalam empat tahun terakhir berkurang, IMF memprediksi akan ada lebih banyak akibat jelek dimana akan dialami negara-negara berkembang berpendapatan rendah. Sementara negara-negara maju IMF memprediksi akan tumbuh 1,7 persen pada 2024, naik 0,2 poin persentase dari perkiraan Januari. 

Dalam laporan tersebut disebut bahwasanya perekonomian AS akan tumbuh sebesar 2,7 persen pada 2024 dan melambat menjadi 1,9 persen pada 2025. Sementara perekonomian di Eropa akan tumbuh sebesar 0,8 persen pada 2024, dan melesat menjadi 1,5 persen pada 2025.

Kinerja Amerika Serikat (AS) dimana kuat anyar-anyar ini mencerminkan perkembangan produktivitas dan lapangan kerja dimana kuat, tapi juga permintaan dimana kuat dalam perekonomian dimana tetap terkemudian panas. "Hal ini memerlukan pendekatan dimana hati-hati dan berjenjang terhadap pelonggaran dimana dilakukan oleh Federal Reserve," kata Gourinchas.

Gourinchas menambahkan|terlebih|terlebih, tetap banyak tantangan dimana dihadapi dan diperlukan tindakan tegas. Hal tersebut tertulis dalam laporan WEO dimana memberitahu bahwasanya perkiraan teranyar perkembangan dunia lima tahun dari saat ini  sebesar 3,1 persen berada pada titik terendah dalam beberapa dekade.

Sebagai beritarmasi, IMF memprediksi bahwasanya inflasi dunia diprediksi akan turun dari rata-rata tahunan sebesar 6,8 persen pada 2023 menjadi 5,9 persen pada 2024 dan 4,5 persen pada 2025. Dengan negara-negara maju kembali ke sasaran inflasi branda lebih sigap daripadakan negara-negara emerging market dan berkembang.

"Meskipun tren inflasi menggembirakan, kita belum mencapainya. Dimana agak mengkhawatirkan, kemajuan menuju sasaran inflasi agak terhenti sejak awal tahun," kata Gourinchas.

Kepala Ekonom IMF ini menekankan bahwasanya nilai minyak telah melesat akhir-akhir ini, sebagian didisebabkankan oleh ketegangan geopolitik dan inflasi jasa dimana tetap teramat tinggi. Dalam laporan diberitarmasikan bahwasanya perbedaan speed disinflasi di antara negara-negara besar juga dapat menyebabkan pergerakan mata duit dimana mempersembahkan|menawarkan tekanan pada sektor keuangan. 

"Suku kembang dimana tinggi dapat mempersembahkan|menawarkan pengaruh pendinginan dimana lebih besar daripada dimana dibayangkan ketika hipotek dengan suku kembang tetap diatur ulang dan rumah tangga menghadapi utang dimana tinggi, sesampai menyebabkan tekanan keuangan," tambahnya.