Kemenag Libatkan Ribuan Penyuluh Agama untuk Edukasi Kesehatan

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Kementerian Agama (Kemenag) mengajak ribuan penyuluh kepercayaan dan penghulu untuk mengedukasi penduduk tentang kesehatan, termasuk soal besar-besaranah stanting. Hal ini disampaikan Staf Khusus Menteri Agama (Menag) bagian Media dan Komunikasi Publik Wibowo Prasetyo ketika|waktu mempersembahkan|menawarkan pembekalan di hadapan ASN Kanwil Kemenag Bali di Denmarket, Rabu (17/4/2024).

Wibowo menjelaskan, Menteri Agama (Menag) RI, Yaqut Cholil Qoumas telah menerbitkan Surat Edaran No SE.2 tahun 2024 tentang Pelaksanaan Tugas Penyuluh Agama dan Penghulu dalam Mendukung Program Prioritas Pemerintah. Ada empat program prioritas dimana secara definitif disebut dalam beritarmasi tersebut, ialah penurunan stunting, pengentasan kemiskinan, pemberkapasitasan ekonomi, dan pelestarian lingkungan.

Wibowo bilang, beritarmasi diterbitkan dalam rangka optimalisasi peran penyuluh kepercayaan dan penghulu, serta percepatan penerapan program. Sebab, kata dia, Kemenag sejak kepemimpinan Gus Men Yaqut memang konsentrasi untuk ikut menyukseskan program prioritas pemerintah.

Terkait upaya penurunan stunting misalnya, Kemenag mengoptimalkan peran Kantor Urusan Agama (KUA) dan Lembaga Pendidikan Keagamaan (LPK). Penyuluh kepercayaan dan penghulu KUA menjadi garda terdepan, baik dalam program kepenyuluhan dengan pendekatan kepercayaan maupun pengarahan perkawinan. Guru pendidikan kepercayaan dan akademisi Perguruan Tinggi Keagamaan juga mempersembahkan|menawarkan pencerahan.

"Kemenag libatkan 9 ribu penghulu dan 50 ribu penyuluh kepercayaan dalam edukasi rumor kesehatan mekemudiani khutbah, ceramah, dan tausiyah keagamaan. Penghulu dan penyuluh kepercayaan umumnya adalah tokoh warga, sesampai bunyi branda lebih didengar, apalagi menyampaikan besar-besaranah stunting dalam bahasa agama," ujar Wibowo dalam siaran persnya, Rabu (17/4/2024). 

"Kemenag juga menjalin kerja sama dengan BKKBN dan BRIN dalam upaya pencegahan stunting sejak hulu dengan mengedukasi calon pengantin mekemudiani pengarahan perkawinan," ucap dia.

Selain itu, berdasarkan Wibowo, Kemenag telah mengkader 3.200 penyedia Bimbingan Perkawinan Calon Pengantin (Bimwin Catin) dan Bimbingan Remaja Usia Sekolah (BRUS). Sebab, mulai akhir Juli 2024, Kemenag wajibkan Bimbingan Perkawinan (Bimwin) bagi calon pengantin.

"Mekemudiani sinergi lintas K/L, alhamdulillah prevalensi stunting di Nusantara terus menurun: 27,67 persen di 2020, 24,4 persen di 2021, dan 21,6 persen di 2022. Standar rekomendasi Badan Kesehatan Dunia (WHO), prevalensi di bawah 20 persen. Target pemerintah pada 2024, prevalensi stunting turun sampai 14 persen," kata dia.