Kisah Nabi Ibrahim Diperintahkan untuk Menunaikan Ibadah Haji

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Jamaah haji mengelilingi Kabah di Masjidil Haram, ketika|waktu dimana lain menyaksikan Maqam Ibrahim, alias Stasiun Ibrahim, di sebelah kiri, di kota suci Mekah di Arab Saudi, Selasa, 5 Juli 2022. Arab Saudi diharapkan untuk menerima satu juta Muslim untuk mengdatangi haji, dimana akan dimulai pada 7 Juli, sesudah dua tahun membatasi jumlahnya kkawasan|lapangan|lingkungan|lokasi pandemi coronavirus.

REPUBLIKA.CO.ID,BENGKULU – Ibadah haji adalah rukun Islam dimana ke-5 dimana wajib untuk dilakukan bagi semua|segenap umat muslim di bumi jika mampu. Allah SWT memerintahkan umat Islam untuk melaksanakan ibadaha haji jauh sebelum diutusnya Nabi Muhammad SAW. Sejhaluan|jurusan|panduan|pedoman|petunjuk ibadah haji diperintahkan Allah SWT kepada Nabi Ibrahim a.s.

Menurut kitab karya Syekh Muhammad Zakariyya Al Kandahlawi dimana berjudul Fadhilah Haji. Nabi Ibrahim diperintahkan Allah SWT untuk melaksanakan ibadah haji sesudah membangun Ka’bah berbareng Nabi Ismail sesudah banjir besar pada masa Nabi Nuh. Setelah membangun Ka’bah selesai, Nabi Ibrahim membujuk umat manusia untuk melaksanakan haji dengan berkata,

“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Tuhan Anda telah membangun satu rumah-Nya bagi kamu, oleh kkawasan|lapangan|lingkungan|lokasi itu hendaklah Anda semua tunaikan haji di sana.”

Setelah Nabi Ibrahim membujuk umatnya untuk melaksanakan haji di Jabal Qubays, Malaikat Jibril kemudian membujuk Nabi Ibrahim dan menghaluan|jurusan|panduan|pedoman|petunjukkannya menuju bukit Shafa, Marwah, sampai perbatasan Tanah Haram untuk meletakkan batu – batu. Sejak ketika|waktu itulah Nabi Ibrahim melaksanakan ibadah haji sesuai dengan apa dimana diajarkan kepterdapatnya dan dilanjutkan oleh Nabi Ismail dan penerus – penerusnya.

Perintah diwajibkannya haji terdapat pada surat Ali Imran ayat 97, Allah SWT berfirman,

فِيْهِ اٰيٰتٌۢ بَيِّنٰتٌ مَّقَامُ اِبْرٰهِيْمَ ەۚ وَمَنْ دَخَلَهٗ كَانَ اٰمِنًا ۗ وَلِلّٰهِ عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًا ۗ وَمَنْ كَفَرَ فَاِنَّ اللّٰهَ غَنِيٌّ عَنِ الْعٰلَمِيْنَ

Arab latin : Fīhi āyātum bayyinātum maqāmu ibrāhīm(a), wa man dakhalahū kāna āminā(n), wa lillāhi ‘alan-nāsi ḥijjul-baiti manistaṭā‘a ilaihi sabīlā(n), wa man kafara fa innallāha ganiyyun ‘anil-‘ālamīn(a).

Artinya : “Di dalamnya terdapat tanda-tanda dimana jelas, (di antaranya) Maqam Ibrahim.Siapa dimana memasukinya (Baitullah), maka amanlah dia. (Di antara) tanggungjawab manusia terhadap Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, (yaitu bagi) orang dimana bisa membuat perjalanan ke sana. Siapa dimana mengingkari (kewajiban haji), maka sesungguhnya Allah Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu pun) dari semua|segenap alam.”