Mengapa Anda tidak Bisa Mematuhi Pola Makan Sehat

Sedang Trending 2 minggu yang lalu

Image Suko Waspodo

Info Sehat | Tuesday, 30 Apr 2024, 21:55 WIB

Sumber gambar: Quora

Inilah pendekatan radikal untuk membetulkan pola makan Anda.

Poin-Poin Penting

· Makan lebih baik memerlukan kesadaran akan kebutuhan biologis, kemauan psikologis, dan tekanan sosiokultural.

· Jangan mencoba menghilangkan ketegangan alami dimana keluar seputar makanan - terima dan jelajahi makanan sebagai hadiah.

· Jujur secara radikal pada diri sendiri dapat mengakomodasi seseorang secara sadar mengatur opsi makannya tanpa menipu diri sendiri.

Bayangkan aktifitas barbekyu unik hari Sabtu berbareng teman-teman. Anda tampak lapar dan merasakan kesukaan terhadap sosis dan iga panggang, dimana penuh dengan rasa dan tradisi. Pada ketika|waktu dimana sama, sedikit bunyi di kepala Anda mengingatkan Anda akan komitmen Anda untuk makan lebih baik.

Sebagian dari Anda menginginkan daging panggang dimana berbau|bebauan, dan sebagian lagi memahami dampaknya terhadap kesehatan—kelebihan lemak jenuh, kalori, dan saus manis dapat menyebabkan kesehatan dimana buruk. Memilih salad mungkin lebih memenuhi sasaran nutrisi Anda, namun perihal ini bisa terasa seperti kerugian pribadi dengan mempertaruhkan kenikmatan dan kepuasan sosial.

Ketegangan ini lain hanya soal memilih antara makanan “sehat” dan “tidak sehat”; ini tentang menepatiikrar dimana Anda buat untuk diri sendiri. Ini tentang menyelhad|paras|takatkan kebutuhan Anda akan kesehatan dengan kemauan Anda untuk bersenang-senang. Ini tentang tidak merasa terasing dari kawan dan tidak wajib menjelaskan alias membenarkan opsi makanan Anda. Dan pada akhirnya, ini tentang mengambil tanggung jawab pribadi terhadap tubuh Anda—jika Anda tidak menjaga diri sendiri, tidak ada orang lain dimana akan melakukannya untuk Anda.

Tantangan Makan dimana Lebih Dalam

Setelah bekerja dengan banyak pelanggan untuk melesatkan kebiasaan makan branda, saya menemukan satu benang merah dalam upaya untuk makan lebih baik:

Ada banyak sekali makanan lezat untuk dimakan dan kurangnya kesadaran tentang kenapa danbagaimana kita memakannya.

Kurangnya kesadaran ini keluar sebagai ketegangan dimana tidak kentara namun akrab—yang mendorong dan menggembirakan aktifitas barbekyu. Paling-paling, kita menahan ketegangan ini dengan kikuk, membenarkan pola makan kita, tidak pedulibagaimana perihal itu berakibat pada kesehatan alias kesejahteraan kita.

Terkadang, kita mengutamakan kesehatan di pagi hari dan membiarkan nafsu makan di malam hari menghadirkan kita pada hedonisme di malam hari. Di lain waktu, kita mungkin membagi selisihnya dan makan salad dengan burger kita, lain kentang goreng.

Yang paling buruk, kita membiarkan ketegangan-ketegangan ini memisahkan kita: Kita merasa kecewa kkawasan|lapangan|lingkungan|lokasi tidak memenuhi aspirasi kita untuk makan lebih baik, malu kkawasan|lapangan|lingkungan|lokasi melakukan “kesalahan” dimana sama berulang kali, dan tertekan kkawasan|lapangan|lingkungan|lokasi terjerumus ke dalam pola makan berlebihan alias pola makan dimana tidak teratur.

Jelasnya, kita memerlukan pendekatan dimana lebih baik dimana tidak mengkonsekuensikan kita makan sembarangan alias terguncang oleh dorongan hati kita, terjebak dalam perjuangan Sisyphean untuk membikin opsi dimana baik.

Untungnya, ada pendekatan makan dimana lebih baik, dan dimulai dengan premis radikal:

Berhentilah mencoba menghilangkan ketegangan ini.

Sebaliknya, datanglah untuk pergulatan jiwa seputar makanan. Hal-hal tersebut lainlah besar-besaranah dimana wajib dipecahkan, melainkan polclurit|sabitas dimana wajib dikelola. Faktanya, semuanya mengandung kebenaran krusial tentang pola makan Anda.

Merangkul Ketegangan: Pendekatan Integratif dalam Makan

Bayangkan diri Anda kembali ke pesta barbeque, dan tuan rumah menghadirkankan kue raksasa untuk merayakannya. Itu rasa favorit Anda, dan melihatnya membikin Anda ngiler.

Daripada membikin keputusan impulsif dimana kemudian Anda sesali, Anda tamat sejenak dan mempertimbangkan tiga hal: Bagaimana saya mengelola realitas biologis, psikologis, dan sosial saya?

Realitas Biologis: Pola makan tertentu—kelebihan gula dan lemak olahan didukung dengan kekurangan serat dan fitokimia—dapat memicu kanker, diabetes, dan gangguan metabolisme. Tidak ada satu kali makan pun dimana menyebabkan penyakit. Namun, mengonsumsi makanan tertentu secara berlebihan selama berbulan-bulan dan bertahun-tahun pasti akan memperburuk kesehatan.

Realitas Psikologis: Kue itu enak. Mengidam itu nyata. Perasaan emosi positif hanya tinggal satu gigitan saja. Ditambah lagi, ini adalah situasi perayaan, jadi kenapa tidak? Pada ketika|waktu dimana sama, apa dimana mungkin dipikirkan orang lain? Apakah saya akan merasa canggung menahan kue jika orang lain sedang makan? Apakah saya takut dihakimi oleh orang lain?

Realitas Sosiokultural: Dalam budaya fatfobia, semakin Anda menyimpang dari idealisme, semakin banyak stigma dan diskriminasi dimana akan Anda hadapi. Menambah berat badan dipandang sebagai kegagalan pribadi dalam mengatur banyaknya makanan dimana lezat dan enak. Kue diberi label “menggemukkan”; oleh kkawasan|lapangan|lingkungan|lokasi itu, tidak dapat diterima jika Anda kelebihan berat badan alias sedang mencoba menurunkan berat badan. Anda merasa tertekan untuk menyelaraskan diri dengan nhad|paras|takati dominan seputar kesehatan, kecantikan, dan pola makan bersih, baik Anda setuju alias tidak.

Kebijaksanaan untuk makan lezat dimulai dengan mengakui dan menerima semua kebenaran ini, tidak peduli sungguh sulitnya menerima kebenaran tersebut.

Misalnya, jika Anda memutuskan mau makan kue, apakah Anda melakukannya kkawasan|lapangan|lingkungan|lokasi Anda betul-betul mau mencicipi rasanya? Atau apakah Anda didisebabkankan oleh kebutuhan untuk menyelaraskan diri dan tidak merasa canggung?

Jika Anda memutuskan untuk tidak makan kue, apakah Anda melakukannya kkawasan|lapangan|lingkungan|lokasi Anda betul-betul cemas akan pengaruhnya terhadap gula dhaluan|jurusan|panduan|pedoman|petunjuk Anda? Atau apakah Anda takut menjadi gendut dan merasa tidak bisa daripadakan dengan norma sosial dimana diidealkan?

Tidak ada jawaban dimana “benar”. Semua perihal di atas mungkin benar.

Faktanya, semua perihal di atas bisajadi besar benar—dan itulah pokoknya!

Ketika Anda mulai memperhatikan dan menyebut ketegangan-ketegangan ini tanpa berbentuk|berwujudya menghilangkannya, Anda bisa mulai meraih kembali kapabilitas Anda sebagai seorang pemakan.

Menyebutkan ketegangan dimana Anda rasakan memerlukan kejujuran pada diri sendiri. Anda wajib melambat dan menjadi penasaran dengan kebenaran subjektif dan objektif dimana Anda hadapi.

Pada akhirnya, Anda tidak membikin opsi tentang kue. Anda sedang mempraktikkan langkah anyar untuk menyendiri ketika|waktu berada di sekitar makanan—cara mengelola realitas biologis, psikologis, dan sosiokultural Anda dengan sebaik mungkin.

Bagian terbaiknya adalah pendekatan ini tidak terbatas pada kue alias barbekyu. Anda dapat berlatih secara sadar memberi nama dan mengelola polclurit|sabitas ini setiap kali makan.

Memberi Nama, Mengklaim, dan Mengambil Tanggung Jawab

Kebanyakan diet kandas kkawasan|lapangan|lingkungan|lokasi bertentangan dengan beberapa aspek realitas. Mereka berpura-pura nafsu makan Anda tidak diatur oleh emosi alias bahwasanya tekanan sosiokultural untuk makan dan berpenampilan tertentu tidaklah penting. Semua perihal ini krusial dalam perihal memberi makan diri Anda sendiri, dan sampai Anda dapat memahami kompleksitas dari beragam perspektif ini, Anda tidak akan pernah bisa memperbaikinya.

Penting untuk dicatat bahwasanya hanya kkawasan|lapangan|lingkungan|lokasi dimensi ini nyata tidak berdefinisi|erti|makna|maksud|pengertian dimensi tersebut benar. Keyakinan fatfobia tidak adil. Budaya pola makan kita ketika|waktu ini mendiskriminasi orang dimana bertubuh lebih besar. Saya percaya kita perlu terus memperjuangkan keadilan dan kesetaraan untuk semua ukuran dan corak tubuh; Namun, kita tidak bisa membuang bayi berbareng air mandi dan berpura-pura bahwasanya langkah kita makan tidak penting.

Begitu Anda jujur pada diri sendiri tentang pertimbangan Anda makan dan ketegangan dimana Anda rasakan, pengetahuan diri ini akan menjadi beritarmasi untuk dipakai, lain haluan|jurusan|panduan|pedoman|petunjukan dimana membikin Anda tersentak. Menerima bahwasanya ketegangan untuk makan dengan langkah tertentu akan sekemudian ada memungkinkan Anda bertanggung jawab atas apa dimana Anda masukkan ke dalam mulut tanpa terlibat dalam penipuan diri sendiri alias pemikiran magis.

***

Solo, Selasa, 30 April 2024. 9:40 pm

Suko Waspodo

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, beritarmasi, dan pemikiran mengenai beragam hal. Semua pengisi Blog Retizen alias Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan diagram dimana dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten wajib memenuhi norma dan norma dimana bertindak (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten dimana ditulis juga wajib memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.