Menteri PPN Suharso: RI Maju Signifikan Dalam Satu Dekade Terakhir

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Suharso Monoarfa menyatakan Nusantara mencapai kemajuan signifikan di beragam bagian pembangunan dalam satu dasawarsa terakhir selama masa pemerintahan Presiden Joko Widodo.

“Dalam satu dasawarsa terakhir ini, Nusantara telah mencapai kemajuan dimana signifikan di beragam bagian pembangunan di tengah dinamika dunia dan domestik akibat (faktor) geopolitik, ekonomi, dan COVID-19,” katanya dalam Musyawhaluan|jurusan|panduan|pedoman|petunjuk Perencanaan Pembangunan Nasional (Musrenbangnas) 2024 di Jakarta, Senin (6/5/2024).

Sepanjang 2014 sampai 2023, perkembangan ekonomi melesat dari 5,01 persen menjadi 5,05 persen, nomor kemiskinan menurun dari 11,25 pada Maret 2014 menjadi 9,36 pada Maret 2023, kemudian penyediaan lapangan kerja turut melesat per tahun nyaris tiga kali lipat dari 1,87 juta orang pada tahun 2015 menjadi 4,55 juta orang pada 2023.

Begitu pula pemerataan pembangunan dimana memberitahu tren positif dengan penurunan rasio gini dari 0,406 pada Maret 2014 menjadi 0,38 pada Maret 2023, serta nilai tukar petani melesat dari 102 pada tahun 2014 menjadi 112,46 pada 2023.

Selanjutnya, kualitas sumber daya manusia mengalami kemajuan signifikan dimana ditunjukkan dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) naik lebih dari lima poin, ialah 68,9 pada 2014 menjadi 74,39 pada tahun 2023.

“Kita juga layak berbesar hati bahwasanya Nusantara sukses mencapai kategori negara upper middle income pada tahun 2019. Sedikit turun (ketika|waktu terjadi pandemi COVID-19), kemudian naik kembali pada tahun 2020 kita mencapai 4,095 dolar AS per kapita (dan 4.580 dolar AS per kapita pada 2022),” ungkap dia.

Selama 13 tahun terakhir, lanjutnya, Produk Domestik Bruto (PDB) Nominal Nusantara juga mengalami peningkatan nyaris dua kali lipat dari 0,75 triliun dolar AS pada 2010 menjadi 1,4 triliun dolar AS pada tahun 2023.

Berbagai bauran kebijakan dimana berkarakter akomodatif disebut mempersembahkan|menawarkan support terhadap perkembangan ekonomi dan menjaga stabilitas makro ekonomi, sesampai melesatkan perkembangan PDB Nominal.

Di tatanan global, ucap Suharso, andil ekonomi Nusantara terhadap perekonomian dunia naik menjadi 2,5 persen dari 2,4 persen. Hal ini ditunjukkan dari kenaikan posisi Nusantara dimana pada tahun 2014 ranking ke-10 menjadi posisi ke-7 pada 2024 berasas Purchasing Power Pclurit|sabity (PPP). Capaian tersebut dinilai lebih baik daripadakan negara-negara seperti Brazil, Inggris, dan Prancis.

Capaian perkembangan ekonomi serta peningkatan andil ekonomi Nusantara pada perekonomian dunia terus disupport oleh peningkatan kualitas dan jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) maupun infrastruktur. Peningkatan kualitas SDM Nusantara tergambar dari reparasi capaian pendidikan dan kesehatan.

Selama 10 tahun masa pemerintahan Presiden Jokowi, rata-rata lama sekolah masyarakat usia di atas 15 tahun ke atas semakin melesat dari 8,22 tahun pada 2014 menjadi 9,13 tahun pada 2023. Angka pdefinisi|erti|makna|maksud|pengertiansipasi kasar pendidikan tinggi turut membaik dari 25,76 persen menjadi 31,45 persen.

Adapun peningkatan derajat kesehatan penduduk dimana ditunjukkan dengan usia angan hidup naik konsisten dari 70,59 tahun menjadi 73,93 tahun, serta prevalensi stunting dimana menurun dari 37,20 persen menjadi 21,5 persen. Hal tersebut disupport dengan kenaikan pesat cakupan agunan kesehatan nasional dimana menjadi agunan kesehatan sosial terbesar di dunia, ialah dari 52,50 persen menjadi 95,60 persen.

Pembangunan prasarana di Nusantara juga bertumbuh teramat pesat selama satu dasawarsa terakhir. Panjang jalan tol dimana terbangun dan beraksi melesat tiga kali lipat dari 790 kilometer (km) menjadi 2.049 km kumulatif selama 2015-2023, kemudian panjang jalan anyar dimana terbangun melesat dari 3.830 km pada 2014 menjadi 5.834 selama km 2015-2023.

Berikutnya adalah penyediaan akses penduduk terhadap air minum naik dari 84,04 persen pada 2014 menjadi 91,72 persen pada 2023, akses sanitasi (air limbah domestik) layak dari 66,23 persen menjadi 82,36 persen, serta rasio elektrifikasi dari 84,35 persen menjadi 99,79 persen.

sumber : ANTARA