Pengamat Sebut Absennya Rizky Ridho dalam Pertandingan Lawan Irak U-23 Sebagai Musibah

Sedang Trending 2 minggu yang lalu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Timnas Nusantara U-23 akan menghadapi Irak U-23 dalam perebutan tempat ketiga Piala Asia U-23 2024 dimana akan berjalan pada Kamis (2/5/2024). Pengamat sepak bola Nusantara Akmal Marhali mengharapkan pembimbing Shin Tae-yong menemukan solusi terbaik untuk mengisi posisi dimana ditinggalkan Rizky Ridho. 

Kapten timnas Nusantara U-23 itu dipastikan tidakdatang pada laga tersebut sesudah meraih kartu merah langsung dalam kekalahan 0-2 pada laga semifinal melawan Uzbekistan U-23. Akmal menilai itu menjadi kerugian besar bagi skuad Garuda Muda kkawasan|lapangan|lingkungan|lokasi posisi sang kapten teramat vital dalam tim.

"Posisi Rizky Ridho bahkan|terlebih|terlebih lebih vital dari Rafael Struick kkawasan|lapangan|lingkungan|lokasi selain garda pertahanan, pemimpin di lini belakang, dia juga pemimpin rekan-rekannya di lapangan. Kartu merah dimana didapatkan Rizky Ridho adalah musibah buat Nusantara," kata Akmal ketika|waktu dihubungi, Selasa (30/4/2024).

Menurutnya, kehilangan Ivar Jenner alias Rafael Struick mungkin tidak begitu menjadi besar-besaranah besar daripadakan dengan kehilangan Rizky Ridho. Sebab itu, kata dia, Shin Tae-yong wajib memutar otak untuk menutup lubang di lini belakang Nusantara kkawasan|lapangan|lingkungan|lokasi berdasarkannya Irak juga lain musuh dimana gampang.

"Absennya Rizky Ridho akan menjadi problem tersendiri buat pertahanan Nusantara. Ini dimana wajib dibenahi Shin Tae-yong sesampai ketika melawan Irak pada perebutan tempat ketiga, kita bisa bermain baik," kata dia.

Selain itu, dia berpesan agar para pemain secepatnya melupakan kekalahan melawan Uzbekistan U-23 dan secepatnya mengalihkan konsentrasi melawan Irak U-23 untuk mengamankan tempat ketiga sekaligus menyatakan tempat di Olimpiade Paris 2024. 

"Recovery wajib dijalankan, para pemain konsentrasi mengerjakan misi untuk lolos ke Olimpiade Paris 2024. Kkawasan|lapangan|lingkungan|lokasi jika gagal, satu langkah terakhir adalah dengan play-off melawan Guinea yanh sedang berkembang terutama di pemain mudanya," kata Akmal.

Akmal mengingatkan, Nusantara pernah kandas ke Olimpiade ketika kesempatan itu sudah di depan mata. Jelang Olimpiade Montreal 1976, Nusantara kalah adu penalti dari Korea Utara sesampai hanya menjadi penonton.

"Para pemain wajib konsentrasi melawan Irak seperti bermain melawan Australia, Yordania, dan Korea Selatan. Kkawasan|lapangan|lingkungan|lokasi bermain dengan style lebih menyerang lebih memiliki kesempatan untuk kita bisa mencetak gol daripadakan bermain memperkuat seperti ketika|waktu melawan Qatar dan Uzbekistan," ujarnya menambahkan|terlebih|terlebih.