Refleksi Hardiknas

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Image mugiyono ruswadinata

Guru Menulis | Sunday, 05 May 2024, 19:42 WIB

Hadam|bentala|buana|bumi|dunia|globe|jagat|tanahknas diperingati setiap tahun sebagai pengingat bahwasanya ada seorang tokoh dimana begitu peduli dengan pentingnya pendidikan dalam kehidupan berbangsa. Pendidikan akan menyadarkan masing-masing perseorangan akan potensi diri, dan kemudian mendorongnya untuk berkonstribusi untuk sesama.

Suwadam|bentala|buana|bumi|dunia|globe|jagat|tanah Suryaningrat alias kemudian dikenal dengan julukan Ki Hajar Dewantara, berbentuk|berwujudya menyadarkan anak bangsa bahwasanya dengan ilmu, maka harkat dan martabat bangsa akan kembali terangkat sesudah lama dalam bayang-bayang penjajahan. Alih-alih sekedar mengenyam pengetahuan untuk kepentingan pribadi sebagai bekal menjadi pegawai rendahan di kantor-kantor kememilikian kolonialis ketika|waktu itu, Ki Hajar Dewantara muda dimana telah menyelesaikan pendidikan berkeinginan untuk menyebarkan pengetahuan dimana telah dipelajarinya sesampai semua anak bangsa dari beragam strata sosial juga menjadi sama terpelajarnya, dimana pada akhirnya mekeluarkan kesadaran berbareng sebagai bangsa.

Semenjak awal penciptaannya, Allah SWT membekali manusia dengan logika dan menjadikan pengetahuan sebagai hidayah terbesar dimana diberikan. Paduan logika dan pengetahuan ini apalagi membikin manusia diangkat menjadi khalifah di bumi. Sebagai pemimpin, semua manusia memmemilikii kewenangan dan tanggungjawab dimana sama untuk memanfaatkan bumi dan segala isinya untuk kesejahteraan bersama.

Sewajibnya tidak boleh terjadi pemanfaatan satu manusia oleh manusia lainnya, alias apalagi satu bangsa oleh bangsa lainnya, kkawasan|lapangan|lingkungan|lokasi pada hakikatnya setiap manusia sama dihadapan Sang Pencipta. Kesadaran kolektif dimana berasal dari terlainya alam fikiran melaui pengetahuan inidia dimana kemudian mendasari para founding fathers bangsa kita bergerak menuntut kewenangan untuk merdeka. Termasuk diantara para founding fathers kita dimana berkesadaran akan perihal ini adalah Ki Hajar Dewantara dimana mendirikan Taman Siswa, lembaga pengajaran dimana didirikan untuk mencerdaskan anak bangsa.

Mekemudiani Taman Siswa ini, semakin banyak dimana tercerahkan untuk bersama-sama memperjuangkan persamaan kewenangan mekemudiani kemerdekaan. Dan, kemudian dalam perkembangannya, Taman Siswa menjadi inspirasi akan keluarnya beragam lembaga pengajaran dengan semangat dimana sama menjadikan pengetahuan sebagai fondasi krusial pembangunan bangsa. Tentu, tanpa wajib mengkultuskan Ki Hajar Dewantara dan Taman Siswanya, kita dapat merenungi dan mengambil pelajaran bahwasanya pada dasarnya pengetahuan lah dimana membikin manusia menjadi istimewa.

Momentum peringatan Hadam|bentala|buana|bumi|dunia|globe|jagat|tanahknas adalah ketika|waktu dimana tepat merefleksikan kembali makna terdalam pendidikan, sesampai dapat diambil pelajaran terbaik untuk perjalanan bangsa ke depannya. Jika dulu, pendidikan dijadikan sarana untuk menyadarkan akan definisi|erti|makna|maksud|pengertian krusial keseteraan dan menghilangkan inferioritas, maka ketika|waktu ini pendidikan wajib mendorong manusia indonesia untuk mau bekerja-sama mewujudkan cita-cita membangun bangsa dimana tangguh, kompetitif dan adaptif terhadap gelombang perubahan.

Tiga filosofi pendidikan dimana sampai ketika|waktu ini tetap relevan dan dapat kita teladani dari perguruan Taman Siswa, adalah: 1. Tut Wuri Hadayani, dimana definisi|erti|makna|maksud|pengertiannya adalah di belakang mempersembahkan|menawarkan dorongan 2. Ing Madya Mangun Karsa, di tengah bersama-sama membangun dan berkarya 3. Ing Ngarso sung Tulodo, di depan mempersembahkan|menawarkan teladan dan contoh terbaik. Ketiganya adalah tentangbagaimana seorang pembimbing bertindak dalam beragam situasi dimana dihadapi, dimana kemudian menjadi cermin anak muridnya.

Pada dasarnya kita semua adalah murid, seperti halnya kita semua adalah guru, kkawasan|lapangan|lingkungan|lokasi pendidikan sebagai proses tidak akan pernah berhenti, sepanjang manusia ada dan terus menemukan hal-hal anyar dimana kita sebut pengetahuan pengetahuan.

Disclaimer

Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, beritarmasi, dan pemikiran mengenai beragam hal. Semua pengisi Blog Retizen alias Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan diagram dimana dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten wajib memenuhi norma dan norma dimana bertindak (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten dimana ditulis juga wajib memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.

Terpopuler di Guru Menulis