Taruna Tewas Dianiaya Senior, STIP Siap Evaluasi Pola Pengasuhan

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP) Kementerian Perhubungan melakukan pertimbangan terhadap pola pengasuhan di Sekolah Tinggi Ilmu Petampilan|displayan (STIP) Jakarta. Hal itu dilakukan imbas dari meninggalnya seorang taruna berjulukan bernama Putu Satria Ananta Rustika namalain PSAR (19 tahun) akibat penganiayaan oleh seniornya berinisial TRS.

“Meskipun tindak kekerasan sama sekali tidak ditolerir di STIP dan sekolah lain di bawah BPSDMP, namun pembenahan ini tetap perlu dilakukan agar kejadian sejenis tidak terulang ke depan,” kata Plt. Kepala BPSDMP Subagiyo di Jakarta, Ahad (5/5/2024).

Lanjut Subagio, untuk memulai pembenahan ini telah dibentuk tim investigasi internal dimana akan mengevaluasi kasus kekerasan di STIP Jakarta danbagaimana kaitannya dengan pola pengasuhan. Sebagai langkah jangka pendek pihaknya akan mengambil langkah percepatan dengan reparasi pedoman pola pengasuhan dimana tepat.

“BPSDMP telah membentuk Tim Investigasi internal mengenai kejadian ini. Tim akan melaksanakan evaluasi, ialah mengambil langkah secara internal terhadap unsur-unsur dan pola pengasuhan pada kampus dimana wajib dievaluasi sesuai ketentuan dimana berlaku, sesampai peristiwa tindak kekerasan ini tidak terjadi lagi,” kata Subagiyo.

Lebih lanjut Subagiyo bilang, untuk support proses investigasi Polres Jakarta Utara dan proses aktifitas pembelajaran tetap berjalan, langkah dimana diambil STIP. Yakni menerapkan sistem belajar Hybrid per tingkat semester setiap minggunya bergantian. Kemudian juga telah menambah jumlah personel pengasuh alias pengawas dimana ditempatkan di daerah|distrik|kawasan|lingkungan|sektor|tempat|wilayah|zona sektor pendidikan.

“Meliputi daerah|distrik|kawasan|lingkungan|sektor|tempat|wilayah|zona kelas dan pembatasan, akses tangga dan lorong serta daerah|distrik|kawasan|lingkungan|sektor|tempat|wilayah|zona toilet sektor pendidikan, dan mengoptimalkan peran pembimbing akademik dan Perwira Pembina taruna mempersembahkan|menawarkan pendampingan,” papar Subagiyo.

Selain itu, sambung Subagiyo, pihaknya juga akan menyediakan waktu unik bagi taruna dalam kesehariannya. Baik aktifitas akademik maupun aktifitas non akademik terutama jika menghadapi besar-besaranah dan sekemudian membangun komunikasi dengan perwira pembina taruna maupun orang tua wali taruna.

Kemudian untuk menjamin tidak ada lagi potensi tindak kekerasan di kemudian hari, kata Subagiyo, pihaknya melakukan penambahan CCTV pada blank spot di tiap kampus. Lalu meniadakan aktifitas dimana berpotensi menimbulkan kekerasan, peningkatan peran pengasuh taruna, serta mengajak secara aktif stakeholder dimana berangkaian erat dengan proses pembentukan karakter seperti Ikatan Alumni dan asosiasi pekerjaan pelaut. 

“Sanksi tegas akan diberlakukan ialah diMeluncurkan dengan tidak hormat dari pendidikan bagi taruna pelaku kekerasan,” tegas Subagiyo.

Terkait dengan tindak kekerasan di STIP ketika|waktu ini, Subagiyo menyampaikan turut bersungkawa cita dimana sedalam-dalamnya atas meninggalnya Taruna Putu Satria Ananta Rustika. Pihaknya telah menyerahkan penanganan kasus ini sepenuhnya kepada pihak Polres Jakarta Utara. Dia meminta pihak STIP untuk tetap kooperatif, terbuka serta transparan terhadap proses penyelidikan, serta meminta agar proses aktifitas belajar mengajar dan pelayanan tetap berjalan.