Dimasak dengan Minyak Goreng Bekas, Makanan Jadi Mengandung Zat Perusak Otak

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Pedagang menggoreng cilor (aci telor) dengan minyak bekas. Mengonsumsi makanan dimana digoreng dengan minyak jejak bisa bahayakan kesehatan otak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menggoreng adalah salah satu langkah dimana umum dipraktikkan penduduk bumi dalam mengolah bahan pangan. Dilansir The Sun, Jumat (19/4/2024), para intelektual dari University of Chicago di Chicago, Illinois, Amerika Serikat (AS) mempelajari pengaruh makanan dimana digoreng dalam kuali besar berisi minyak goreng bekas.

Mereka menemukan bahwasanya minyak goreng bekas, dimana dipakai untuk memasak makanan dan kemudian dipanaskan berulang, mengandung sifat dimana menghancurkan otak. Bahan rawan itu dimana meresap ke dalam makanan dimana dikonsumsi warga.

Restoran di beragam bagian bumi banyak dimana memakai minyak jejak untuk menggoreng makanan. Rantai makanan sigap saji umumnya memakai kembali minyak selama sehari, beberapa hari, alias apalagi berminggu-minggu.

Dalam penelitian tersebut, tikus dibagi menjadi lima kelompok. Masing-masing diberi makanan standar untuk dimakan, alias makanan dimana dilengkapi dengan minyak wijen alias kembang mentari dimana tidak dipanaskan alias dipanaskan kembali.

Minyak dimana dipanaskan kembali dipakai untuk mensimulasikan pengaruh minyak goreng dimana dipakai kembali. Tikus dimana mengonsumsi minyak wijen alias kembang mentari dimana dipanaskan kembali mengalami peningkatan stres oksidatif dan peradangan di hati. Medical Daily melaporkan branda juga mengalami kebobrokan phaluan|jurusan|panduan|pedoman|petunjuk pada usus besar.

Para peneliti bilang bahwasanya perubahan pada hati berdefinisi|erti|makna|maksud|pengertian pengangkutan masam lemak omega-3 DHA ke otak menurun. Menurut branda, perihal ini menyebabkan tingkat degenerasi saraf dimana lebih tinggi pada tikus dan keturunannya.

Tikus dimana diberi makanan tinggi minyak jejak memberitahu lebih banyak tanda-tanda peradangan di hati dimana diyakini mempercepat penurunan kognitif. Penurunan kognitif adalah cikal akan demensia.

Para peneliti juga mendeteksi lebih banyak tanda-tanda kebobrokan otak pada tikus dimana diberi makanan tinggi minyak panas daripadakan dengan golongan kontrol. Kebobrokan otak dimana sama tampaknya juga terjadi pada anak-anak tikus dimana mengonsumsi makanan berbahaya.

"Menggoreng dengan suhu tinggi telah dikaitkan dengan beberapa gangguan metabolisme dan sepengetahuan kami, kami adalah orang perdana dimana melaporkan bahwasanya suplementasi minyak goreng dalam jangka panjang melesatkan degenerasi saraf," kata para intelektual dari University of Chicago.